Training of Trainer (TOT) Konselor BIKKSA Regional Timur: Mewujudkan Keluarga Sakinah Berkemajuan

Sidoarjo, 25-26 Januari 2025 – Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA) sukses menggelar Training of Trainer (TOT) Konselor BIKKSA (Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah) Tingkat Nasional (Regional Timur) di Green SA Inn and Training Centre, Sidoarjo, Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman dan kompetensi konselor dalam pengelolaan BIKKSA guna mendukung terwujudnya keluarga sakinah yang berkemajuan.
TOT Konselor BIKKSA ini diikuti oleh 63 peserta yang berasal dari Pimpinan Pusat (PP) Majelis Tabligh dan Ketarjihan serta Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Majelis Tabligh dan Ketarjihan se-Indonesia Timur. Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Kalimantan Tengah turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dengan menugaskan Ibu Hj. Yuliani Khalfiah, M.Pd.I beserta tim untuk mewakili daerahnya. Kehadiran mereka menjadi bagian dari upaya memperkuat sinergi antarwilayah dalam pengelolaan konsultasi keluarga berbasis nilai-nilai Islam yang inklusif.
Acara ini menghadirkan sejumlah narasumber dan fasilitator yang ahli di bidangnya, termasuk Dr. Asmar, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog sebagai Master of Training serta Nurhidayani, S.H., M.Hum. sebagai Imam of Training. Selain itu, jajaran Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Tabligh dan Ketarjihan turut memberikan materi mengenai strategi pendirian dan pengelolaan BIKKSA, sinergitas lintas profesi, serta peningkatan kapasitas konselor agar mampu menjadi trainer yang mumpuni di tingkat daerah, cabang, dan ranting.
Dalam sesi penutupan, Ibu Dr. Siti Bahiroh, M.Si., yang mewakili Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah Majelis Tabligh, menyampaikan bahwa kegiatan TOT ini harus segera ditindaklanjuti dengan langkah konkret. Salah satu rekomendasi utama yang dihasilkan adalah percepatan pendirian BIKKSA di wilayah yang belum memiliki layanan tersebut. PWA yang belum memiliki BIKKSA diharapkan segera melakukan pendirian dan penyelenggaraannya sesuai dengan panduan resmi. Selain itu, masing-masing daerah juga diamanahkan untuk segera mengadakan Pelatihan Konselor BIKKSA guna memperluas jangkauan layanan konsultasi keluarga di lingkungan ‘Aisyiyah.
Antusiasme besar terlihat dari para peserta, yang secara aktif berdiskusi dan merancang strategi implementasi BIKKSA di wilayah masing-masing. Beberapa perwakilan wilayah bahkan menyatakan komitmennya untuk mendirikan BIKKSA paling lambat akhir Februari 2025, termasuk PWA Kalimantan Tengah. Kesiapan ini menunjukkan bahwa peserta tidak hanya memahami teori yang diberikan dalam TOT, tetapi juga memiliki tekad kuat untuk merealisasikan program ini di daerahnya.
Selain sesi pemaparan materi dari para ahli, kegiatan ini juga diperkaya dengan praktik penanganan kasus, diskusi interaktif, serta ice breaking yang membuat suasana pelatihan tetap dinamis dan tidak membosankan. Bahkan, meskipun berlangsung hingga pukul 22.00 WIB, para peserta tetap bersemangat mengikuti sesi demi sesi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman mendalam mengenai konseling keluarga berbasis nilai-nilai Islam dalam mendukung ketahanan keluarga dan kesejahteraan sosial.
Pesan dan kesan dari peserta menggambarkan kepuasan dan manfaat besar yang mereka dapatkan dari pelatihan ini. Salah satu peserta dari PWA Kalimantan Tengah menyampaikan, "TOT ini sangat positif dan menyenangkan, karena para peserta mendapatkan banyak ilmu yang dapat diterapkan di wilayah dan daerah masing-masing. Penyampaian materi oleh para pakar yang kompeten di bidangnya, khususnya psikolog, serta adanya praktik penanganan kasus yang diselingi dengan sesi ice breaking, membuat suasana pelatihan tetap interaktif dan tidak membosankan. Bahkan, meskipun kegiatan berlangsung hingga pukul 22.00 malam, para peserta tetap antusias dan bersemangat dalam mengikutinya.”
Dengan terlaksananya TOT Konselor BIKKSA Regional Timur, diharapkan semakin banyak konselor ‘Aisyiyah yang mampu memberikan pendampingan profesional dan berbasis Islam bagi keluarga-keluarga di Indonesia. Program ini menjadi langkah strategis dalam menciptakan keluarga yang harmonis, kuat, dan berkemajuan, sejalan dengan visi besar ‘Aisyiyah dalam membangun peradaban Islam yang lebih inklusif dan berkeadilan. (YK, HAP)