Ramadhan sebagai Momen Penguatan Karakter Remaja, Oleh: Sri Winarsih, M.Pd

Dalam rangkaian Dakwah Internasional Ramadhan 1446 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Tengah bekerja sama dengan PCIA di Turkiye, Malaysia, dan Pakistan, Sri Winarsih, M.Pd menyampaikan ceramah berjudul "Ramadhan sebagai Momen Penguatan Karakter Remaja."
Beliau menekankan bahwa Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi merupakan momen terbaik untuk membentuk dan memperkuat karakter, khususnya bagi para remaja.
Sri Winarsih mengawali ceramahnya dengan mengutip sabda Rasulullah
"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad)
Hadis ini menunjukkan bahwa karakter yang baik adalah bagian dari kesempurnaan iman. Ramadhan menjadi kesempatan emas untuk melatih diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Setidaknya ada tiga karakteristik yang telah dilatih pada bulan Ramadhan:
1. Karakter disiplin & tanggung jawab
Puasa mengajarkan disiplin dan tanggung jawab. Setiap Muslim harus sahur tepat waktu, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, serta tetap menjalankan ibadah meskipun lelah. Ini membentuk kebiasaan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
"Jika seorang remaja terbiasa disiplin dan bertanggung jawab selama Ramadhan, maka kebiasaan ini akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari setelahnya," ujar Sri Winarsih.
2. Karakter Kesabaran dan Pengendalian Diri
Ramadhan juga melatih kesabaran dan pengendalian diri. Seorang Muslim tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan amarah, menghindari berkata kasar, serta menjauhi perbuatan buruk.
Sri Winarni mengutip hadis Rasulullah :
"Apabila salah seorang di antara kalian sedang puasa, maka janganlah berkata kotor dan janganlah berbuat kebodohan. Jika ada orang mencela atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan, 'Aku sedang berpuasa.'" (HR. Bukhari & Muslim)
“Latihan kesabaran ini sangat penting bagi remaja, terutama di era digital. Banyak godaan untuk marah, berkomentar buruk di media sosial, atau mudah terprovokasi melihat tayangan-tayangan di internet,” tambahnya.
3. Karakter Kepedulian dan Empati
Puasa juga mengajarkan kepedulian terhadap sesama. Dengan merasakan lapar dan haus, seorang Muslim akan lebih memahami kondisi orang-orang yang kurang beruntung, sehingga tumbuh sifat empati dan keinginan untuk berbagi.
Sri Winarsih menekankan bahwa remaja harus membiasakan diri untuk berbagi, baik itu dengan membantu orang tua, berbagi makanan kepada orang lain, atau aktif dalam kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Kesimpulan yang disampaikan dalam kajian ini bahwa jika seorang remaja menjadikan Ramadhan sebagai momen pembentukan karakter, insyaAllah setelah Ramadhan ia akan menjadi pribadi yang lebih baik.
“Semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan Ramadhan dan menjadikan generasi muda sebagai pribadi yang berkarakter kuat, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi umat,” tutup Sri Winarsih.(Pan)