Ramadhan dan Muslimah Tangguh, Oleh: Kurmiyati – PCIA Malaysia

Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Tengah sukses menggelar Dakwah Internasional Ramadan 1446 H bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Turki, PCIA Malaysia, dan PCIA Pakistan. Kegiatan ini ditayangkan melalui YouTube Dakwah Internasional, menghadirkan narasumber dari berbagai negara untuk menyampaikan pesan-pesan keislaman yang inspiratif bagi perempuan di era global.
Salah satu narasumber dalam kajian ini adalah Ibu Kurmiyati dari PCIA Malaysia, yang menyampaikan materi bertajuk “Ramadhan dan Muslimah Tangguh”. Beliau mengawali ceramahnya dengan ajakan untuk bersyukur karena masih diberikan kesempatan bertemu Ramadhan sebagai media meningkatkan ketakwaan dan membentuk pribadi muslimah yang tangguh.
Dalam paparannya, Ibu Kurmiyati menegaskan pentingnya menjadi muslimah tangguh, karena perempuan adalah tiang negara. Perempuan yang kuat akan melahirkan generasi yang kuat, dan pada akhirnya membangun peradaban yang kokoh. Sejarah mencatat bahwa sebelum Islam datang, perempuan tidak dihargai, bahkan kelahiran bayi perempuan dianggap sebagai aib keluarga.
Namun, Islam datang mengangkat derajat perempuan, di mana laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah, dengan ketakwaan sebagai pembeda utama. Rasulullah SAW pun menegaskan dalam sebuah hadis bahwa ibu memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Dalam suatu riwayat, ketika seorang sahabat bertanya siapa yang paling harus dimuliakan, Rasulullah menjawab, “Ibumu” sebanyak tiga kali sebelum menyebut ayah.
Dalam ceramahnya, Ibu Kurmiyati mengajak para peserta untuk belajar dari ketangguhan para muslimah dalam sejarah, di antaranya:
1. Khadijah binti Khuwailid – Istri Rasulullah yang menjadi pendamping setia dalam perjuangan dakwah Islam. Kesabaran, pengorbanan, dan dukungannya menjadi bukti nyata ketangguhan seorang muslimah.
2. Ummu Musa – Ibu Nabi Musa AS yang dengan keimanan kuatnya rela menghanyutkan bayi tercintanya ke sungai demi menjaga aqidah dan keimanan.
3. Sumayyah binti Khayyat – Syahidah pertama dalam Islam yang mempertahankan keimanannya hingga akhir hayat.
Beliau mengingatkan bahwa ketangguhan muslimah tidak hanya ada dalam sejarah, tetapi juga bisa kita lihat pada perempuan-perempuan di Palestina, terutama di Gaza. Mereka dengan tegar menghadapi ujian berat, kehilangan keluarga, dan melihat anak-anak mereka syahid, namun tetap teguh dalam keimanan.
Dalam sudut pandang psikologi, ketangguhan dikaitkan dengan kemampuan individu beradaptasi secara mental, perilaku, dan emosi dalam menghadapi tantangan hidup. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk membangun ketangguhan ini dengan bertumpu pada iman, ilmu, dan amal.
Selama Ramadan, muslimah memiliki kesempatan besar untuk:
*Meningkatkan ibadah dan mengasah keshalihan sosial.
*Berburu malam Lailatul Qadar yang penuh berkah.
*Memperbanyak interaksi dengan Al-Qur’an sebagai sumber kekuatan spiritual.
Beliau menutup pembicaraan dengan doa agar para muslimah menjadi alumni Ramadhan yang tangguh, mampu menghadapi tantangan hidup dengan kekuatan iman, ilmu, dan amal.
Dakwah Internasional Ramadan 1446 H ini diharapkan menjadi inspirasi bagi perempuan muslim di seluruh dunia untuk terus berkontribusi dalam membangun keluarga, masyarakat, dan peradaban yang berlandaskan nilai-nilai Islam.(Pan)