Pentingnya Menjaga Hubungan Sosial di Era Global , Oleh: Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum.

SHARE

 

Kegiatan Dakwah Internasional Ramadhan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Turki, Malaysia, dan Pakistan menjadi momen berharga untuk memperkuat hubungan sosial di era global. Dalam acara ini, Dr. Adib Sofia, S.S., M.Hum. dari Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Pusat Aisyiyah menyampaikan pentingnya menjaga interaksi sosial yang baik, baik secara langsung maupun melalui media digital.  

Dalam pembukaan ceramahnya, Dr. Adib Sofia mengajak seluruh peserta untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan, termasuk kesempatan untuk terus beribadah, berbagi ilmu, dan memperkuat ukhuwah Islamiyah di seluruh dunia. "Kita harus selalu semangat dalam beribadah kepada Allah, karena inilah kunci keberkahan dalam kehidupan kita," ungkapnya.  

Perempuan Aisyiyah di seluruh dunia adalah bagian dari komunitas global. Di era digital ini, interaksi sosial tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. "Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita bisa berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai benua, seperti Asia, Afrika, hingga Eropa," kata Dr. Adib Sofia.  

Dengan perkembangan teknologi, batas antara dunia maya dan dunia nyata semakin kabur. "Tidak saatnya lagi berkata ada dunia maya dan dunia nyata. Keduanya adalah realitas yang harus kita hadapi dengan bijak," tambahnya.  

Dalam menjaga hubungan sosial, baik secara langsung maupun melalui media digital, umat Islam harus tetap menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman. Oleh karena itu, Dr. Adib Sofia mengenalkan konsep "Qaulan Basama Malaka" sebagai jembatan keledai untuk mengingat prinsip-prinsip komunikasi yang baik dalam Islam.  

1. Qaulan  → Sampai 

-Pastikan percakapan kita diterima dengan baik dan tidak menyakiti orang lain.  

2. Qaulan → Sadid (Benar)  

-Perkataan harus valid, dapat dipertanggungjawabkan, dan tidak menyebarkan hoaks. Al-Qur'an mengajarkan tabayyun (klarifikasi) sebelum menyebarkan informasi.  

3. Qaulan → Ma’rufa (Baik)  

-Tidak hanya sekadar menyenangkan, tetapi juga bermanfaat. Perkataan harus sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan.  

4. Qaulan  → Maisura (Pantas)  

- Sesuai situasi dan kondisi dengan redaksi yang tepat.  

5. Qaulan  → Lembut  

 -Perkataan yang disampaikan dengan hati akan diterima dengan hati.  

6. Qaulan  → Mulia   

-Perkataan yang mencerminkan nilai-nilai luhur Islam.  

Dalam penutup ceramahnya, Dr. Adib Sofia menegaskan bahwa sebagai Muslim, kita bertanggung jawab atas setiap kata yang kita ucapkan, baik dalam interaksi langsung maupun di media sosial. "Mari kita manfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah dan mempererat ukhuwah, bukan sebagai alat untuk menyebarkan fitnah dan perpecahan," pesannya.  

Kegiatan Dakwah Internasional ini menjadi pengingat bagi seluruh penyimak bahwa menjaga hubungan sosial di era global bukan hanya tentang menjalin komunikasi, tetapi juga memastikan bahwa komunikasi tersebut membawa keberkahan dan kebaikan bagi sesama.(Pan)